Sunday, July 27, 2008

Pencurian spare Part Alat Berat marak di Kalimantan



Dalam bulan Juli 2008 ini kami mendapat informasi bahwa telah terjadi 3 kali pencurian dan pembongkaran atas alat berat di berbagai lokasi di Kalimantan. Lokasi pertama di Kalimantan Barat, lokasi ke dua di Kalimantan Timur dan lokasi ke tiga di Kalimantan Selatan. Total unit yang mengalami pencurian 10 unit dengan nilai kerugian sekitar Rp 1 milyar.


Sepengetahuan kami selama hampir 20 tahun menggeluti asuransi alat berat, peristiwa pencurian dan pembongkaran alat berat ini merupakan hal baru di wilayah Kalimantan. Tidak pernah kami mendapat laporan klaim adanya pencurian secara terencana seperti sekarang ini. Kalaupun pernah terjadi yang ada adalah pengerusakan alat berat selama masa kerusuhan massal yang terjadi 10 tahun yang lalu.

Dari laporan yang kami terima semua pencurian terjadi adalah pembongkaran terhadap control panel yang terdiri dari computer oparasi alat berat. Kejadian ini sangat mengkhawatirkan karena kalau terus dibiarkan akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para pemilik alat berat, operator, perusahaan pembiayaan/leasing dan juga bagi perusahaan asuransi. Dan dalam jangka panjang akan menurunkan tingkat produktifitas ekonomi di wilayah ini. Karena pengusaha akan mengalami kesulitan untuk mengoperasikan alat serta perusahaan pembiayaan sulit untuk membiayai alat berat karena pihak asuransi pasti akan mengurangi “exposure” resiko pencurian di wilayah ini.

Model “musibah” ini selama ini hanya terjadi di wilayah Sumatera terutama di daerah Riau dan masih berlangsung hingga saat ini. Sebagai akibatnya banyak perusahaan asuransi yang tidak bersedia memberikan jaminan asuransi pencurian dan pembongkaran atas alat berat yang beroperasi di wilayah Riau. Hal ini mempengaruhi keputusan perusahaan leasing/bank untuk memberikan pembiayaan atas unit-unit alat berat yang beroperasi di wilayah ini dan akibatnya menyulitkan bagi pembeli dan penjual unit di wilayah itu.

Wilayah Kalimantan sekarang ini memang sedang mengalami perkembangan ekonomi yang sangat pesat sejalan dengan naiknya harga komoditi utama wilayah ini seperti batu bara, pasir besi, nikel, perkebunan sawit, hasil hutan dan lain-lain. Hampir kesemuanya mengandalkan produksinya dari penggunaan alat berat. Diperkirakan hampir setengah dari penjualan alat berat baru Indonesia beroperasi di Kalimantan.

Secara teori Risk Management ini adalah resiko yang wajar karena jika di dalam kondisi ekonomi membaik maka resiko “moral hazard” atau bahaya yang berasal dari perilaku manusia akan meningkat.

Bahaya ini harus segera dicegah dan dibasmi sedini mungkin sebelum dia menjadi berurat dan berakar dan merusak kinerja ekonomi di Kalimantan. Semua pihak yang terkait perlu mengambil langkah-langkah pencegahan. Kalau sekarang mereka mulai dengan mengambil panel control, selanjutnya akan meningkat ke bagian lain yang mudah diambil seperti motor dan lain-lain. Dan lebih berat lagi mereka juga akan membongkar bagian lain seperti mesin, hydraulic boon seperti yang terjadi di Riau.

Pencurian spare parts ini adalah cara pencuri untuk menciptakan permintaan “demand’ dimana pemilik unit yang kehilangan akan membeli spare part penggantinya dan “sipencuri” akan menawarkannya kepada pemillik unit. Jadi bisa-bisa yang terjadi adalah barang yang hilang akan dibeli kembali oleh pemilik awalnya.

Kasus ini sama dengan model pencurian kaca spion mobil yang marak terjadi di Jakarta dan sekitarnya, kaca yang dicuri karena ukurannya khusus, kalau dibeli di bengkel resmi harganya sangat mahal akhirnya banyak orang membeli di pasar spare part bekas dan kemungkinan besar itu adalah barang bekas miliknya sendiri.

Agar pencurian alat berat di Kalimantan ini dapat segera berhenti, berikut ini kami ingin menyampaikan beberapa tips buat Anda;

  1. Tingkatkan Penjagaan Unit

Untuk menghindari terjadinya pencurian maka perlu ada usaha-usaha untuk meningkatkan penjagaan terhadap unit-unit alat berat. Kalau memungkinkan unit di kumpulkan di satu tempat sehingga mudah untuk mengawasinya.

  1. Lindungi Bagian-bagian yang mudah dilepas

Kalau dilihat dari gejala yang terjadi saat ini pencuri hanya mengambil bagian-bagian yang mudah diambil seperti computer, motor, track dan lain-lain. Kalau memungkinkan bagian-bagian ini di kunci mati dengan las dengan syarat tentunya tidak merusak parts dan mempengaruhi kinerja alat

  1. Tandai Spare Parts

Mungkin bagi Anda yang tinggal di Jakarta atau pernah ke Jakarta sering melihat bahwa banyak kaca spion mobil terutama mobil mewah di digrafir dengan menuliskan nomor plat mobil di kedua belah kaca spionnya. Ini adalah startegi yang dilakukan agar maling “ogah” mencuri kaca tersebut karena akan ketahuan barang pada saat dimenjual ke sipenadah. Hal serupa juga dapat dilakukan pada spare part alat berat, karena dengan demikian pencuri akan ketahuan karena dia akan menjual barang curiannya kepada pembeli dari kalangan alat berat juga yang bisa mengetahui sipemilik awal dari spare parts ini.

  1. Jaga Hubungan Baik dengan Karyawan dan Lingkungan

Ada kemungkinan pencurian dilakukan oleh orang dalam sendiri operator ataupun karyawan, mereka bekerjasama dengan orang luar. Berhati-hatilah pada saat merekrut karyawan dan operator, interview dan cari informasi lebih lengkap mengenai mereka sehingga dapat diketahui latar belakangnya. Memang di saat permintaan operator saat ini sangat tinggi sehingga operator menjadi rebutan. Di samping itu perlu juga menjaga hubungan baik dengan setiap karyawan sehingga mereka tidak kecewa dan melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan.

Di samping itu perusahaan perlu juga menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar agar mereka bisa membantu menjaga keamanan operasi perusahaan.

  1. Jangan Membeli Spare Parts Bekas

Tujuan pencurian adalah untuk menjual alat yang dicuri, itu pasti. Sedangkan pembelinya adalah para pemilik alat berat yang dicuri. Kalau pemilik membeli alat bekas dari pencurian maka sama saja dengan menghidupkan bisnis pencuri karena dengan demikian pencuri akan mencuri lagi barang lain dan kemudian menjualnya kembali ke pasar yang sama.

Salah satu cara untuk menekan pencurian adalah dengan membeli spare parts baru baik yang dijual oleh distributor resmi ataupun tidak yang penting adalah barang yang dibeli bukan barang bekas hasil curian. Mungkin ini akan membebani pengusaha karena spare parts baru harganya pasti lebih mahal dari spare parts bekas, tapi demi kepentingan bersama dan nasional sebaiknya relakan untuk membeli spare part baru sehingga bisnis pencuri tidak berjalan.

  1. Meminta Bantuan Kepolisian

Kalau dibiarkan terus maka fenomena pencurian ini akan melumpuhkan ekonomi yang sedang berkembang di Kalimantan seperti sekarang ini. Perlu ada bantuan dari pihak pemerintah untuk menumpas secara cepat dan tegas sebelum menjadi “benalu” seperti yang sekarang terjadi di daerah Riau. Kepada asosiasi-asosiasi perusahaan dan lembaga-lambaga lain perlu bersatu menghimbau pimpinan kepolisian untuk bertindak.

  1. Asuransi

Pada dasarnya asuransi dapat mengganti kerugian akibat pencurian dan perampokkan alat berat. Namun jika potensi kerugiannya cenderung menjadi lebih besar mungkin saja perusahaan asuransi tidak mau menjamin resiko ini seperti halnya yang diberlakukan oleh sebagian besar perusahaan asuransi untuk alat berat yang beroperasi di Riau. Kalau pencurian ini dapat segera ditumpas mungkin perusahaan asuransi masih mau memberikan jaminan ini.

Semoga tulisan ini dapat menjadi perhatian kita semua dan berharap fenomena yang tidak baik ini dapat segera berakhir.

Jakarta 21 Juli 2008

Mhd. Taufik Arifin SE, APAI, CIIB

Risk Management and Insurance Consultant